EKA PUTRI RAHAYU
1112096000042
UIN
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
13
OKTOBER 2013
ABSTRAK
Limbah
yang mengandung logam berat perlu mendapat perhatian khusus, mengingat dalam
konsentrasi tertentu dapat memberikan efek toksik yang berbahaya bagi kehidupan
manusia dan lingkungan di sekitarnya. Metoda penyerapan dengan menggunakan bahan
yang relatif murah, mudah didapat dan mempunyai daya serap tinggi sangat
diperlukan. Adsorben serbuk kayu mengandung lignin yang dapat menyerap logam
berat. Variasi massa adsorben serbuk kayu berbanding lurus dengan kejernihan
larutan yang didapat, semakin besar massa adsorben yang digunakan maka larutan
semakin jernih.
ABSTRACT
Waste Cu Metal Purification Adsorbent With Wood
Waste containing heavy metals
need special attention, given the specific concentration cangive toxic effects that
are harmful to human life and the environment around it. Absorption method using
a material that is relatively in expensive, readily available and has a very high
absorbency is needed. Lignin containing wood powder adsorbent can absorb heavy
metals. Sawdust adsorbent mass variation is directly proportional to the
clarity of the solution obtained, the greater the mass of adsorbent used the solution
more clear.
PENDAHULUAN
Indonesia memiliki jumlah
penduduk cukup tinggi. Pada tahun 2010 Indonesia memiliki jumlah penduduk
sebanyak 228 juta orang (Anonim1 2010). Meningkatnya jumlah penduduk di
Indonesia akan meningkatkan produksi limbah rumah tangga. Limbah rumah tangga
merupakan bahan-bahan atau sisa dari kegiatan masyarakat. Limbah menjadi
masalah yang sulit untuk diselesaikan berkaitan dengan kurangnya kesadaran
masyarakat akan bahaya limbah terhadap lingkungan. Limbah rumah tangga yang
diproduksi oleh kegiatan manusia seringkali di buang ke perairan sehingga dapat
mengganggu ekosistem yang ada diperairan tersebut.
Saat ini limbah rumah tangga
bukan menjadi hal yang asing karena disetiap pemukiman akan menghasilkan limbah
rumah tangga. Limbah rumah tangga umumnya berupa bahan-bahan organik maupun
anorganik namun juga terdapat bahan lain yang berbahaya yang dapat masuk ke
perairan. Perairan yang banyak mengandung bahan organik dan anorganik dapat
menyebabkan eutrofikasi atau penyuburan sehingga terjadi blooming alga
tertentu. Umumnya alga yang mengalami blooming adalah alga yang beracun.
Blooming tersebut seringkali menyebabkan kematian massal biota perairan
misalnya ikan. Masalah lain yang disebabkan limbah rumah tangga ialah
pencemaran air sehingga kualitas air menurun. Akibatnya ketersediaan air bersih
berkurang dan sulit untuk mendapatkan air bersih. Selain itu, limbah rumah
tangga juga menyebabkan menurunnya estetika lingkungan akibat bau dan warna air
yang ditimbulkan oleh bahan-bahan yang larut atau tersuspensi dalam limbah
tersebut.
Limbah yang mengandung logam berat perlu mendapat
perhatian khusus, mengingat dalam konsentrasi tertentu dapat memberikan efek
toksik yang berbahaya bagi kehidupan manusia dan lingkungan di sekitarnya. Logam
berat dapat mencemari lingkungan tanah maupun perairan. Umumnya, logam yang
mudah ketersediaannya untuk diserap oleh tanaman adalah logam Cd, Ni, Zn, As,
Se, dan Cu. Logam yang agak mudah tersedia untuk tanaman adalah Co, Mn, dan Fe.
Sedangkan Pb, Cr, dan unsur radioaktif Uranium serta Cesium 137 sulit tersedia
untuk diserap tanaman.
Banyak metoda yang telah dikembangkan untuk
menurunkan kadar logam berat dari badan perairan, misalnya metoda pengendapan,
evaporasi, elektrokimia, dan dengan cara penyerapan bahan pencemar oleh adsorben
baik berupa resin sintetik. maupun karbon aktif (Lopes, 1997; Giequel et al.,
1997). Seringkali menggunakan bahan kimia dalam proses pengolahan limbah
tersebut. Beberapa bahan kimia yang sering digunakan adalah Al2(SO4)3, FeSO4Cl,
Fe2(SO4)3 dan klorin serta penjernihan lainnya yang berbahaya bagi tubuh
manusia (Siroju, 2010). Hal ini akan berdampak buruk bagi lingkungan karena
bahan kimia yang digunakan dapat mengganggu ekosistem lingkunga perairan. Metode
tersebut dianggap kurang efektif karena membutuhkan biaya yang relatif tinggi.
Untuk itu perlu dicari metoda penyerapan dengan menggunakan bahan yang relatif
murah, bisa didapat dengan mudah dan mempunyai daya serap tinggi.
Dewasa ini telah banyak dikembangkan teknologi
aplikasi adsorpsi menggunakan berbagai material seperti lumut, sekam padi,
eceng gondok, lumut dan alga. Metode adsorpsi merupakan salah satu metoda yang
sangat efisien untuk menurunkan kandungan logam berat. Proses penyerapan ion
logam oleh organisme hidup dipercayai terjadi melalui proses metabolisme dalam
proses penyerapan unsur hara untuk tanaman. Sementara penyerapan ion logam oleh
organisme mati dipercayai terjadi melalui proses sorpsi yang melibatkan gugus
fungsi yang berhubungan dengan protein, polisakarida, karboksilat, hidroksil,
gugus sulfhidril dan biopolimer lain yang terdapat pada sel atau dinding sel
(Drake dan Rayson, 1996). Pemanfaatan bahan non biomaterial dan biomaterial
seperti perlit, tanah gambut, lumpur aktif, biomassa bulu, dan sekam padi telah
banyak dilaporkan.
Salah satu kebijakan Departemen
Kehutanan adalah memanfaatkan kayu seoptimal mungkin (zero waste) yang berarti
bahwa semua industri pengolahan kayu baik besar maupun kecil harus berusaha
supaya meminimalisir produksi limbah kayu. Namun demikian kenyataan di lapangan
umumnya rendemen industri penggergajian kayu masih berkisar dari 50–60%,
sebanyak 15-20% terdiri dari serbuk kayu gergajian. Diperkirakan jumlah limbah
serbuk kayu gergajian di Indonesia sebanyak 0,78 juta m3/th. (Pari and Roliadi,
2004). Untuk industri besar dan terpadu, limbah serbuk kayu gergajian sudah
dimanfaatkan menjadi bentuk briket arang dan dijual secara komersial. Namun
untuk industri penggergajian kayu skala industri kecil yang jumlahnya mencapai
ribuan unit dan tersebar di pedesaan, limbah tersebut belum dimanfaatkan secara
optimal. Salah satu usaha meningkatkan nilai tambah dari serbuk gergajian ini
adalah digunakan sebagai penjernihan air.
METODE PENELITIAN
Penelitian
dilakukan pada hari Kamis tanggal 05 Desember 2013 di PLT UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penjernihan limbah Cu
dengan adsorben serbuk kayu, kulit pisang dan akar eceng gondok
Disiapkan 3 buah tabung reaksi.
Disiapkan Limbah yang terkandung Cu dengan konsentrasi 0.02M sebanyak 12.5mL,
dimasukkan kedalam masing-masing tabung reaksi. Ditambahkan adsorben kedalam
masing-masing tabung reaksi. Tabung 1 ditambahkan serbuk kayu sebanyak 0.1
gram, tabung 2 ditambahkan kulit pisang sebanyak 0.1 gram dan tabung 3
ditambahkan akar eceng gondok sebanyak 0.1 gram. Didiamkan selama 1-2 hari.
Dicatat dan diamati perubahan yang terjadi.
Penjernihan limbah Cu
dengan variasi massa adsorben serbuk kayu.
Disiapkan 3 buah tabung reaksi.
Disiapkan limbah yang terkandung Cu dengan konsentrasi 0.02M sebanyak 12.5 mL,
dimasukkan kedalam masing-masing tabung reaksi. Ditambahkan adsorben serbuk
kayu dengan variasi massa yaitu tabung 1 sebanyak 0.5 gram, tabung 2 sebanyak 1
gram dan tabung 3 sebanyak 2 gram. Didiamkan selama 1-2 hari. Dicatat dan
diamati perubahan yang terjadi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penjernihan limbah Cu
dengan adsorben serbuk kayu, kulit pisang dan akar eceng gondok
Tabel
1 Hasil
penjernihan limbah Cu dengan adsorben serbuk kayu, kulit pisang dan akar eceng
gondok
Adsorben
|
Selama
24 jam (1hari)
|
Selama
48 jam (2hari)
|
Serbuk
Kayu
|
Larutan
menjadi bening
|
Larutan
menjadi bening
|
Kulit
Pisang
|
Larutan
berwarna biru
|
Larutan
berwarna biru
|
Akar
Eceng Gondok
|
Larutan
berwarna biru
|
Larutan
berwarna biru
|
Pada percobaan diatas, suatu larutan Cu
yang digunakan yaitu larutan CuSO4 yang berwarna biru muda. Adsorben yang
digunakan pada penjernihan limbah Cu ini yaitu serbuk kayu, kulit pisang dan
akar eceng gondok, dikarenakan menurut literatur ketiga adsorben ini dapat
digunakan untuk menjernihkan logam berat. Penjernihan dilakukan selama 48 jam
(2hari), namun pengamatan dilakukan setiap 24jam (1hari). Pada waktu 24 jam
(1hari), limbah Cu yang berwarna biru menjadi bening dengan ditambahkan
adsorben serbuk kayu, namun larutan tetap berwarna biru dengan adsorben kulit
pisang dan akar eceng gondok. Pada waktu 48 jam (2hari), limbah Cu tetap
menjadi bening dengan adsorben serbuk kayu, sedangkan larutan tetap berwarna
biru dengan adsorben kulit pisang dan akar eceng gondok.
Kulit pisang memiliki komponen antara
lain selulosa, hemiselulosa, pigemen klorofil dan zat pektin yang mengandung
asam galacturonic, arabinosa, galaktosa dan rhamnosa. Seharusnya kulit pisang
bisa untuk mengadsorbsi logam Cu karena mengandung Asam galacturonic yang merupakan
pengikat kuat ion logam. Namun, pada percobaan ini kulit pisang yang digunakan
tidak berhasil untuk menjadi adsorpsi logam Cu, dikarenakan kulit pisang yang
digunakan tidak fresh dan kulit pisang sudah menghitam sehingga kemampuan
menyerap ionnya berkurang. Tanaman eceng gondok dapat menyerap logam berat,
namun pada penjernihan limbah Cu ini yang digunakan hanya akar eceng gondok dan
ternyata akar eceng gondok tidak
dapat digunakan sebagai adsorben limbah Cu tetapi hanya mampu membunuh bakteri coli karena mengandung zat alleopathy. Adsorben
untuk limbah Cu yang dapat digunakan pada percobaan ini hanya serbuk kayu. Serbuk
kayu dapat digunakan sebagai adsorben limbah Cu dikarenakan kayu mengandung
lignin yang dapat menyerap logam berat seperti Cu.
Penjernihan limbah Cu
dengan variasi massa adsorben serbuk kayu.
Tabel
2
Pengamatan variasi massa serbuk kayu terhadap limbah Cu
Adsorben
|
Massa
|
Pengamatan
48 jam
|
Serbuk
Kayu
|
0.5
gram
|
jernih
|
1
gram
|
jernih
|
|
2
gram
|
Sangat
jernih
|
Berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan bahwa serbuk kayu yang dapat digunakan sebagai adsorben logam Cu.
Maka pada percobaan selanjutnya melakukan variasi massa pada adsorben serbuk
kayu terhadap logam Cu. Variasi massa yang digunakan yaitu 0.5, 1, 2 gram dan
berdasarkan pengamatan setelah 48 jam didapatkan bahwa semakin besar massa
adsorben yang digunakan maka larutan semakin jernih. Hal ini sesuai dengan
teoritis, semakin banyak massa adsorben serbuk kayu maka lignin yang terkandung
semakin banyak sehingga kemampuan untuk menyerap logam Cu semakin banyak,
karena logam Cu yang terserap semakin banyak maka larutan semakin jernih.
KESIMPULAN
Adsorpsi
merupakan salah satu metode yang sangat efisien untuk menurunkan kandungan
logam berat. Adsorben yang dapat digunakan untuk menyerap logam Cu yaitu
adsorben serbuk kayu. Variasi massa adsorben serbuk kayu berbanding lurus
dengan kejernihan larutan yang didapat, semakin besar massa adsorben yang
digunakan maka larutan semakin jernih.
DAFTAR
PUSTAKA
Khopkar
(1990) Konsep Dasar Kimia Analitik, UI Press, Jakarta.
Wieber,
J. F., Kuick, B., Zuman, P. (1988) Sorption of lignin, wood celluloses, copper
(II) and zinc (II) ions, Colloid and Surface 33, 141-152.
Zein,
R., Lorina, S., Nurhasni, Suyani, H., Munaf, E. (2003) Studi perbandingan
kemampuan tanaman genjer (Limnicharis flava) hidup dan mati untuk
menyerap ion kadmium dalam air limbah. Jurnal Kimia Andalas,
9(1), 43-46.
Pari,
G. 1992. Pembuatan arang aktif dari serbuk gergajian sengon untuk penjernih air.
Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 10(5): 141-149. Pusat Litbang Hasil Hutan Bogor,
Bogor.
LAMPIRAN
Gambar
1 Serbuk kayu
Gambar
2 Kulit
Pisang
Gambar
3 Akar
eceng gondok
Gambar
4 (a)
kontrol larutan Cu (b) adsorben serbuk kayu memiliki larutan yang jernih (c)
adsorben akar eceng gondok larutan tetap biru (d) adsroben kulit pisang larutan
tetap biru
Gambar
5 (a)
kontrol larutan Cu (b) 0.5 gram adsorben serbuk kayu larutan menjadi jernih (c)
1 gram adsorben serbuk kayu larutan menjadi jernih (d) 2 gram adsorben serbuk
kayu larutan menjadi sangat jernih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar