1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi memiliki dampak yang positif dan negatif bagi suatu negara di dunia. Indonesia salah satu negara yang mengalami dampak dari perkembangan teknologi. Slah satu perkembangan teknologi yang dirasakan di Indonesia yaitu bertambahnya jumlah kendaraan bermotor. Semakin bertambahnya jumlah kendaraan bermotor maka semakin banyak persediaan bahan bakar minyak bumi yang disediakan oleh negara. Namun, Indonesia saat ini mengalami krisis energi, dimana persediaan energi sperti minyak bumi, batu bara dan energi lainnya semakin menipis. Dengan semakin berkembangnya teknologi maka energi yang dibutuhkan meningkat. Baterai yang berbahan bakar hidrogen (Hydrogen Fuel Cell) adalah teknologi baru yang sedang dikembangkan, dimana tenaga listrik dalam jumlah besar dapat dihasilkan dari gas hidrogen. Pabrik-pabrik baru dapat dibangun dekat dengan laut untuk melakukan proses elektrolisis air laut guna memproduksi hidrogen. Namun, gas hidrogen sangat langka di atmosfer bumi karena beratnya yang ringan sehingga menyebabkan gas hidrogen lepas dari gravitasi bumi. Walaupun demikian, hidrogen masih merupakan unsur paling melimpah di permukaan bumi.Gas yang bebas polusi ini lantas dapat dialirkan melalui pipa-pipa dan disalurkan ke daerah-daerah pemukiman dan kota-kota besar. Gas hidrogen juga dihasilkan oleh beberapa jenis bakteri dan ganggang. Hidrogen dapat dibuat dalam laboratorium melalui proses elektrolisis air atau dengan mereaksikan oksida-oksida alkali dengan logam Al.
1.2 Tujuan
Percobaan
Untuk mengetahui dan mengidentifikasi pembentukan gas
hidrogen.
1.3 Prinsip
Percobaan
Gas hidrogen disintesis dengan cara melarutkan pellet NaOH dengan akuades, kemudian ditambahkan serbuk logam Al. Gas
yang terbentuk kemudian ditampung
dengan menggunakan balon.
2. Tinjauan Pustaka
Hidrogen
berasal dari bahasa latin hydrogenium atau bahasa Yunani hydro yaitu air dan
genes yang berarti pembentukan. Hidrogen telah digunakan bertahun-tahun sebelum
akhirnya dinyatakan sebagai unsur yang unik oleh Cavedish pada tahun 1776.
Hidrogen diperkirakan membentuk komposisi lebih dari 90% atom-atom di alam
semesta (sama dengan tiga perempat masa alam semesta). Unsur ini ditemukan di
bintang-bintang dan memainkan peranan yang penting dalam memberikan sumber
energi jagad raya melalui reaksi-reaksi proton-proton dan siklus karbon-nitrogen.
Proses fusi atom-atom hydrogen menjadi helium di matahari menghasilkan jumlah
energi yang sangat besar. Hydrogen dalam bnetuk cair sangat penting untuk
bidang penelitian suhu rendah (cryogenics) dan studi uperkonduktivitas karena
titik cairnya hanya 20 derajat di atas 0 Kelvin
(Porwoko, 2001: 321).
`
Hidrogen merupakan unsur yang paling ringan dan paling sederhana
yaitumengandung 1 proton dan 1 elektron. Hidrogen dalam keadaan bebas
berbentuk molekul gas diatomik, yang tidak berwarna, tidak berbau dan
tidak dapat dirasakan.Hidrogen adalah unsur yang terdapat di alam dalam
kelimpahan terbesar yaitu 93%,tetapi hanya sedikit yang terdapat di bumi
(Haris, 2009:17-18). Hidrogen merupakanpenyusun utama (75%) atmosfer matahari.
Di bumi, hidrogen didapatkan sebagai air,hidrokarbon dan senyawa organik
lainnya. Molekul hidrogen merupakan gas yangpaling ringan. Hidrogen cair
mempunyai titik didih -253oC dan titik bekunya -259oC (Fajar, 2003:79).
Aluminium
termasuk unsur yang banyak terdapat di kulit bumi. Umumnya aluminium ditemukan
bergabung dengan silikon dan oksigen, seperti dalam alumininosilikat, yang
terdapat dalam karang sebagai granit dan tanah liat. Logam aluminium berwarna
putih, mengkilat, mempunyai titik leleh tinggi yaitu sekitar 660oC, moderat
lunak dan lembek lemah jika dalam keadaan murni, tetapi menjadi keras dan lunak
jika dibuat paduan dengan logam-logam lain. Densitasnya dangat ringan sebesar
2,73 gcm-3. aluminium merupakan konduktor panas dan konduktor listrik yang
baik, namun sifat ini lebih rendah dibandingkan dengan sifat konduktor tembaga.
Atas dasar sifat-sifat tersebut, logam aluminium sangat banyak manfaatnya.
Dalam industri rumah tangga, misalnya untuk peralatan masak/dapur, dalam
induustri makanan misalnya untuk pembungkus makanan, kaleng minuman, pembugkus
pasta gigi dan lain sebagainya. Serbuk aluminium terbakar dalam api
menghasilkan debu awan aluminium oksida menurut persamaan reaksi:
4Al(s)
+ 3O2(g) → 2Al2O3(s).
Logam aluminium bersifat amfoterik,
bereaksi dengan asam kuat membebaskan gas hydrogen, dan dengan basa membentuk
aluminat dan gas hydrogen menurut persamaan reaksi: (Sugianto, 2003: 4.3-4.5).
2Al(s) + 6H3O+(aq) → 2Al3+(aq) + 6H2O(l) + 3H2(g)
2Al(s) + OH-(aq) + 6H2O(l)→ 2[Al(OH)4]-(aq) +3H2(g)
2Al(s) + OH-(aq) + 6H2O(l)→ 2[Al(OH)4]-(aq) +3H2(g)
3. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan alat
dan bahan yang dibutuhkan,
2. Memasukkan
alumunium foil ke dalam botol kaca,
3. Menambahkan
natrium hidroksida ke dalam botol kaca,
4. Memasang balon
pada mulut botol kaca,
5. Menghitung
volume gas yang dihasilkan.
4. Pengamatan
Konsentrasi NaOH
|
Berat Alumunium
|
Keliling Balon
|
Keterangan
|
|
3M
|
0,1 gram
|
15,5 cm
|
Larutan tetap bening
|
|
0,2 gram
|
22,7 cm
|
Larutan menjadi agak kehitaman
|
||
0,4 gram
|
29,6 cm
|
Larutan menjadi hitam
|
||
0,8 gram
|
36,5 cm
|
Larutan menjadi sangat hitam
|
(a)
(b) (c)
(d)
Gambar
1 Hasil percobaan NaOH 3M dengan alumunium (a) 0,1gr (b) 0,2gr (c) 0,4gr (d)
0,8gr.
Gambar 2. Variasi berat Alumunium Foil (0.01 g, 0.02 g,
0.04 g dan 0.08 g) konsentrasi NaOH 3M
terhadap volume hidrogen yang dihasilkan.
Gambar 3. Variasi
berat Alumunium Foil (0.1 g, 0.2 g, 0.4 g dan 0.8 g) konsentrasi NaOH 3M terhadap waktu
berlangsungnya suatu reaksi.
5. Perhitungan
Perhitungan berdasarkan hasil
percobaan
Keliling = π.d V = 4/3 . πr3
15,5 cm2 = 3,14 . d = 4/3 . 3,14 . 2,473
d =
4,9 cm = 63,09 cm3
r
= 2,47 cm = 0,063 L
|
Keliling = π.d V = 4/3 . πr3
22,7 cm2 = 3,14 . d = 4/3 . 3,14 . 3,613
d =
7,23 cm = 196,97 cm3
r
= 3,61 cm = 0,196 L
|
Keliling = π.d V = 4/3 . πr3
29,6 cm2 = 3,14 . d = 4/3 . 3,14 . 4,713
d =
9,43 cm = 437,45 cm3
r
= 4,71 cm = 0,437 L
|
Keliling = π.d V = 4/3 . πr3
36,5 cm2 = 3,14 . d = 4/3 . 3,14 . 5,83
d =
11,62 cm = 816,87 cm3
r
= 5,8 cm = 0,816
L
|
Perhitungan berdasarkan teoritis
1. Massa Al = 0,1 gram
2 Al
+ 6 H2O ----> 2
Al(OH)3 + 3 H2
mula-mula 0,0037 mol
0,15 mol
-
-
reaksi
0,0037 mol 0,0111 mol
0,0037 mol 0,0055 mol
sisa
-
0,1389 mol 0,0037 mol
0,0055 mol
Volume gas H2 = n x 22,4 L
= 0,0055 X 22,4 L
= 0,124 L
2. Massa Al = 0,2 gram
2 Al +
6 H2O ----> 2 Al(OH)3
+ 3 H2
mula-mula 0,0074 mol
0,15 mol
-
-
reaksi
0,0074 mol 0,0222 mol
0,0074 mol 0,0111 mol
sisa
-
0,1278 mol 0,0074 mol
0,0111 mol
Volume gas H2 = n x 22,4 L
= 0,0111 X 22,4 L
= 0,24864 L
3. Massa Al = 0,4 gram
2 Al +
6 H2O ----> 2 Al(OH)3 +
3 H2
mula-mula 0,0148 mol
0,15 mol
-
-
reaksi
0,0148 mol 0,0444 mol
0,0148 mol 0,0222 mol
sisa
-
0,1056 mol 0,0148 mol
0,0222 mol
Volume gas H2 = n x 22,4 L
= 0,0222 X 22,4 L
= 0,49728 L
4. Massa Al = 0,8 gram
2 Al +
6 H2O ----> 2 Al(OH)3
+ 3 H2
mula-mula 0,0296 mol
0,15 mol
-
-
reaksi
0,0296 mol 0,0888 mol
0,0296 mol 0,0444 mol
sisa
-
0,0612 mol
0,0296 mol 0,0444 mol
Volume gas H2 = n x 22,4 L
= 0,0444 X 22,4 L
= 0,99456 L
Kesalahan Teoritis
Kesalahan
perc.1
= Xteori – Xpraktek /
Xteori x 100%
= 0,124 – 0,063/0,124 x
100%
= 49%
Kesalahan
perc.2
= Xteori – Xpraktek /
Xteori x 100%
= 0,248 – 0,196/0,248 x
100%
= 21%
Kesalahan
perc.3
= Xteori – Xpraktek / Xteori
x 100%
= 0,497 – 0,437/0,497 x
100%
= 12,1%
Kesalahan
perc.4
= Xteori – Xpraktek /
Xteori x 100%
= 0,9945 – 0,816/0,9945 x
100%
= 17,9%
6. Pembahasan
Pada
percobaan pembuatan gas hidrogen dengan limbah alumunium, digunakan katalis
untuk mempercepat reaksi. Apabila suatu limbah alumunium hanya direaksikan
dengan air tanpa adanya katalis, maka reaksi akan berlangsung sangat lama maka
dari itu diperlukan katalis yang sesuai untuk mempercepat reaksi. Katalis yang
digunakan pada percobaan ini yaitu NaOH atau larutan beralkalin, karena Alumunium (alumunium foil) dapat menunjukkan
sifat asamnya jika direaksikan dengan larutan beralkalin (basa) seperti
larutan NaOH.
Reaksi yang
berlangsung pada percobaan ini menghasilkan larutan Al(OH)3 dengan
gas H2. Karena Na digunakan sebagai katalis maka Na ikut bereaksi
namun tidak dihasilkan dalam produk.
Pengujian dilakukan
terhadap pengaruh jumlah massa alumunium foil yang digunakan
terhadap jumlah gas hidrogen yang dihasilkan. Konsentrasi NaOH yang digunakan
yaitu 3M dan massa alumunium foil divariasikan dari 0.1, 0.2, 0.4,
dan 0.8 gram. Gas Hidrogen yang dihasilkan ditampung dalam sebuah balon
sehingga keliling balon dapat diketahui dan volume gas hidrogen dapat
diketahui. Pada hasil yang didapat, terlihat bahwa semakin besar massa
alumunium maka semakin banyak jumlah gas hidrogen yang dihasilkan dan semakin
cepat waktu yang diperlukan untuk bereaksi. Hal ini sesuai dengan rumus
PV = nRT …………………………………
dengan :
P = tekanan (atm)
V = volume (L)
n = mol
R= tetapan gas universal (0,08206 L atm
mol-1K-1)
T = temperatur (K)
dimana, apabila mol larutan tersebut
semakin besar maka sebanding dengan tekanan yang dihasilkan akan semakin besar
dan volume gas yang dihasilkanpun semakin besar.
7. Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat
disimpulkan :
- Gas hidrogen dapat diproduksi dengan menggunakan limbah alumunium foil pada suasana basa (NaOH).
- Massa alumunium foil berpengaruh pada waktu reaksi tetapi tidak berpengaruh terhadap produksi hidrogen sedangkan konsentrasi NaOH hanya berpengaruh pada waktu reaksi tetapi tidak berpengaruh terhadap produksi hidrogen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar